Saya
meminjam kata-kata dalam sebauah lagu bahwa “manusia jauh lebih mulia
daripada binatang, tetapi kadang manusia lebih keji daripada binatang”.
Jika manusia lebih berhati mulia daripada binatang, mengapa kadang
manusia lebih keji dari binatang? Inilah fakta unik
yang tidak bisa ditolak manusia. Dan ketika kelakuan binatang lebih
“bersahabat” daripada manusia, haruskah kita mencontoh binatang? Atau
haruskah kita bertahan pada prinsip bahwa manusia lebih mulia daripada
binatang?
Dalam
kasus dibawah ini ternyata binatang bisa bersahabat dengan “yang paling
dibenci” sekalipun. Dia tidak melihat warna kulit, kelas dan bahkan
bisa bersahabat dengan binatang lain yang memusuhi dia. Namun patut
diakui manusia adalah tetap manusia, tetap tidak bisa disamakan dengan
binatang walaupun dalam hal tertentu kadang binatang menunjukkan
perbuatan yang lebih baik.
Pertanyaan saya sekarang; “Jika binatang saja bisa bersahabat, apa tidak sebaiknya kita mencontoh mereka?”. Silakan berkomenta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar